Teks 3


Pentingnya Thaharah
Pengamatan kebersihan dan menghindari semua jenis kotoran adalah kewajiban bagi seorang muslim. Tidak ada ibadah yang diterima tanpa kebersihan fisik. Kebersihan adalah sebagian dari iman. Ada dua jenis kebersihan: jasmani dan rohani. Kebersihan jasmani adalah suci dari kotoran fisik, seperti pakaian, keadaan lingkungan, dan BAB. Kebersihan jenis ini menghilangkan kotoran di tubuh, pakaian, tanah, dan sebagainya dengan menggunakan air bersih. Kotoran bisa dihapus dengan dicuci sampai bersih, berwudlu untuk sholat, mandi, dan tayamum (membersihkan tanpa air). Kebersihan rohani memerlukan pemurnian diri dari kotoran-kotoran politeisme. Keraguan-keraguan mengenai keimanan, pikiran-pikiran jahat atau kotor, dan ada berbagai penyakit bukan fisik yang dapat menyerang seseorang, seperti iri hati. Jenis penyakit ini dapat disembuhkan dengan hati yang tulus ikhlas karena Allah, menunjukkan perbuatan baik untuk dirinya sendiri dan mengikuti serta melakukan sunnahnya. Kebersihan rohani juga memerlukan pembersihan jiwa pada efek berbahaya dari desa, gangguan, dan kesalahan dari yang membuat benar, yaitu melakukan taubat nasuha kepada Allah.
Kebersihan jasmani dilakukan dengan menggunakan air bersih, tidak bercampur dengan bahan apa saja yang dapat mengubah bentuk aslinya. Conoh air bersih yaitu air kran (bagian paling beradab di dunia), air sumur, air hujan, air mata air, air sungai, lelehan salju, air laut, dan air zam-zam. Selain itu, tanah yang bergsih dianggap sebagai zat /pembersih. Contoh tanah yang bersih yaitu debu suci, pasir, tanah, atau batu alam yang ditemukan di muka bumi. Membersihkan kotoran dengan tanah ketika tidak ada persediaan air yang cukup atau ketika seseorang tidak dapat menggunakan air karena suatu penyakit.
Ketika sebuah kotoran mengubah rasa, bau, atau warna air, maka tidak dapat digunakan untuk bersuci. Ketika air tetap pada bentuk aslinya dan warna, bau, dan rasa tidak berubah, maka air itu tetap murni dan dapat digunakan untuk membersihkan kotoran. Kotoran-kotoran yangs membuat air tidak murni adalah limbah dari tubuh manusia atau hewan, seperti fases atau urine. Juga jumlah darah yang berlebihan atau muntahan dan bagian apa saja dari binatang mati yang tidak disembelih sesuai dengan syariat Islam, kecuali untuk kulit hewan yang sudah disamak.
Orang muslim diminta untuk mencari tempat yang jauh dari orang lain ketika akan BAB. Para cendikiawan (ahli) menatakan jika masuk ke kamar mandi tidak boleh membawa sesuatu yang mengandung nama Allah (seperti fotocopi al-Qur’an, buku-buku Islam, dan sebagainya), kecuali orang yang takut kehilangan barang atau salah tempat. Seseorang harus menahan diri untuk tidak berbicara saat `menggunakan toilet. Selain itu, jika orang sedang buang air kecil harus menghindari arahh kiblat (arah ka’bah di Makkah). Jalan raya, tempat dimana orang bertemu untuk berbicara atau mencari tempat keteduhan, sumber air mereka, pohon penghasil makanan, dan sebagainya, jadi jangan digunakan untuk buang air kecil. Sebelum memasuki tempat dimana seseorang berniat untuk buang air kecil atas dirinya, dianjurkan untuk membaca bacaan berikut ini:
“Bismillaahi Allaahumma inni a’uudzubuka minal khubuutsi wal khabaa ith”
(Artinya: Dengan nama Allah! Aku berlindung denganMu dari iblis laki-laki dan perempuan). Bagian dan dibalik menyebutkan nama Allah sebelum memasuki kamar mandi adalah agar jin-jin tersebut tidak dapat melihat bagian tubuh pribadi manusia ketika mereka mengatakan “nama Allah” sebelum memeasuki kamar mandi. Seseorang seharusnya tidak mencopot pakaiannya sebelum benar-benar suap BAB. Setelah BAB dan meninggalkan tempat tersebut, seseorang harus membaca:
“Ghufraanak” (artinya: yaa Allah Aku mencari pengampunanmu).

0 komentar:



Posting Komentar

Teks 11

Umar ibn Al-Khattab Nama lengkapnya adalah Umar Ibn Al-Khattab ibn Nufayl Ibn Abdul Uzza. Dia dikenal sebagai Abu Hafs dan mendapat juluk...